Idgham mutamatsilain adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Arab yang mengacu pada sebuah teknik membaca atau mengucapkan huruf-huruf dalam alfabet Arab. Teknik ini dapat menyebabkan suatu kata dibaca dengan berbeda daripada biasanya. Idgham mutamatsilain berbeda daripada idgham biasa karena pada teknik ini, huruf-huruf yang berdekatan dipadukan menjadi satu bunyi. Hal ini dapat membuat suatu kata tampak seolah-olah memiliki arti yang berbeda dari yang sebenarnya. Dengan demikian, memahami teknik ini adalah penting untuk membaca al-Quran dengan benar.
Idgham mutamatsilain dibagi menjadi dua jenis: idgham mutamatsilain wa sukun dan idgham mutamatsilain bi sukun. Idgham mutamatsilain wa sukun menyebabkan dua huruf yang berdekatan dipadukan menjadi satu bunyi, sementara idgham mutamatsilain bi sukun menyebabkan empat huruf yang berdekatan dipadukan menjadi satu bunyi. Pemahaman kedua jenis ini penting agar dapat membaca al-Quran dengan benar.
Ketentuan Umum untuk Idgham Mutamatsilain
Ada beberapa ketentuan umum yang harus diingat ketika membaca idgham mutamatsilain. Pertama, idgham mutamatsilain hanya berlaku ketika dua huruf atau empat huruf berdekatan adalah huruf dobel, yaitu huruf-huruf yang tidak memiliki sukun. Kedua, idgham mutamatsilain tidak terjadi jika salah satu huruf yang berdekatan adalah huruf yang memiliki sukun. Ketiga, idgham mutamatsilain tidak boleh dilakukan jika salah satu huruf yang berdekatan adalah huruf qaf atau huruf yang memiliki sukun yang berbeda. Keempat, idgham mutamatsilain tidak boleh dilakukan jika huruf-huruf yang berdekatan adalah tanda-tanda bacaan atau tanda titik.
Cara Membaca Idgham Mutamatsilain Wa Sukun
Ketika membaca idgham mutamatsilain wa sukun, kedua huruf yang berdekatan dipadukan menjadi satu bunyi. Huruf yang berdekatan haruslah huruf dobel yang tidak memiliki sukun, dan sama-sama dipanggil dengan nama yang sama. Contohnya, jika kita membaca kata ‘al-faraq’, maka kita harus memadukan dua huruf yang berdekatan, yaitu huruf ‘la’ dan ‘faa’, menjadi satu bunyi yaitu ‘faa’. Begitu pula jika kita membaca kata ‘al-kalb’, maka kita harus memadukan dua huruf yang berdekatan, yaitu huruf ‘la’ dan ‘kaaf’, menjadi satu bunyi yaitu ‘kaaf’.
Cara Membaca Idgham Mutamatsilain Bi Sukun
Ketika membaca idgham mutamatsilain bi sukun, empat huruf yang berdekatan dipadukan menjadi satu bunyi. Huruf-huruf yang berdekatan haruslah huruf dobel yang tidak memiliki sukun, dan sama-sama dipanggil dengan nama yang sama. Contohnya, jika kita membaca kata ‘al-qutub’, maka kita harus memadukan empat huruf yang berdekatan, yaitu huruf ‘la’, ‘qaaf’, ‘taa’, dan ‘baa’, menjadi satu bunyi yaitu ‘baa’. Begitu pula jika kita membaca kata ‘al-tawfiq’, maka kita harus memadukan empat huruf yang berdekatan, yaitu huruf ‘la’, ‘ta’, ‘waw’, dan ‘fa’, menjadi satu bunyi yaitu ‘fa’.
Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan dalam Membaca Idgham Mutamatsilain
Kesalahan umum yang sering dilakukan dalam membaca idgham mutamatsilain adalah salah satu dari kedua huruf yang berdekatan dipisahkan dan dipanggil dengan nama yang berbeda. Contohnya, jika kita membaca kata ‘al-faraq’, maka kita tidak boleh memisahkan huruf ‘la’ dan ‘faa’ dan memanggilnya dengan nama yang berbeda. Kami juga harus mengingat bahwa idgham mutamatsilain hanya berlaku untuk kata-kata yang terdiri dari huruf-huruf dobel yang tidak memiliki sukun.