Apa Ciri-ciri Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Ovovivipar?

Hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar adalah hewan yang melakukan proses pembuahan dalam rahim induknya, dan menetas sebagai embrio yang sudah berkembang. Hewan ovovivipar memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari hewan ovipar dan vivipar. Berikut adalah ciri-ciri hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar.

1. Pembuahan dalam Rahim

Hewan ovovivipar melakukan proses pembuahan dalam rahim induknya. Selama proses pembuahan ini, sperma dari jantan akan bertemu dengan sel telur betina dan menghasilkan sel telur yang sudah dibuahi. Sel telur ini akan berkembang menjadi embrio di dalam rahim induknya.

Selain itu, embrio yang dibuat oleh hewan ovovivipar juga akan menerima nutrisi dari rahim induknya. Nutrisi ini akan membantu pertumbuhan embrio sehingga ketika tiba saatnya untuk menetas, embrio sudah berkembang dan siap untuk hidup di lingkungan luar.

2. Menetas Sebelum Siap untuk Hidup Sendiri

Hewan ovovivipar akan menetas sebelum siap untuk hidup sendiri. Ketika menetas, mereka masih memerlukan nutrisi dan perlindungan dari induknya. Hewan ovovivipar tidak akan mampu bertahan hidup sendiri sebelum menetas. Ini membedakannya dari hewan ovipar yang menetas dengan siap untuk hidup sendiri.

Namun, ada beberapa hewan ovovivipar yang dapat bertahan hidup beberapa saat setelah menetas. Misalnya, anak ular gondok akan mampu mencari makan sendiri setelah menetas, dan anak kadal akan dapat mencari makan dan bertahan hidup tanpa bantuan induknya setelah beberapa saat menetas.

3. Penutupan Membran Selama Proses Pembuahan

Proses pembuahan yang dilakukan oleh hewan ovovivipar juga akan ditandai dengan penutupan membran selama proses pembuahan. Penutupan membran ini bertujuan untuk melindungi embrio dari berbagai faktor luar yang dapat membahayakan embrio. Penutupan membran ini juga dapat membantu embrio mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.

Selain itu, penutupan membran ini juga akan membantu embrio menjaga suhu tubuhnya yang konstan. Dengan demikian, embrio akan dapat tumbuh dengan baik di dalam rahim induknya.

4. Induk Memberikan Nutrisi kepada Embrio

Selama proses pembuahan, induk akan memberikan nutrisi kepada embrio agar tumbuh dengan baik. Nutrisi ini berasal dari darah ibu yang akan mengalir ke plasenta. Plasenta ini akan membantu menyerap dan mengalirkan nutrisi ke embrio.

Selain itu, plasenta juga akan membantu menjaga suhu tubuh embrio. Suhu tubuh ini akan ditentukan oleh suhu tubuh induk. Dengan demikian, embrio akan dapat tumbuh dengan baik dan tetap stabil sampai saatnya untuk menetas.

5. Perbedaan Ukuran Embrio dan Anak Hewan

Biasanya, embrio yang dibuat oleh hewan ovovivipar akan jauh lebih kecil dari anak hewan yang telah menetas. Ketika menetas, anak hewan akan memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada embrio. Ini karena anak hewan telah menerima nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan selama masa pembuahan.

Selain itu, anak hewan juga akan sudah mampu bergerak sendiri setelah menetas. Hewan ovovivipar dapat bergerak untuk mencari makanan dan melindungi dirinya sendiri segera setelah menetas.

6. Jumlah Anak Hewan yang Dihasilkan

Hewan ovovivipar biasanya akan menghasilkan jumlah anak hewan yang lebih sedikit dibandingkan hewan ovipar. Sebagai contoh, ular gondok hanya akan menghasilkan sekitar 4-6 anak ular setiap kali ia berkembang biak dengan cara ovovivipar. Sementara

Apa Ciri-ciri Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Ovovivipar?