Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) merupakan perusahaan komersial Belanda yang berdiri pada tahun 1602. VOC beroperasi di wilayah Indonesia hingga abad ke-19. Selama beroperasi di Indonesia, VOC bertanggung jawab atas banyak hal yang mendorong pengembangan ekonomi dan pemerintahan di wilayah ini. Namun, VOC juga bertanggung jawab atas berbagai macam pelanggaran hak asasi manusia, termasuk memeras warga lokal, yang telah mengurangi kemakmuran dan kebanggaan bangsa Indonesia.
Cara VOC Memeras Bangsa Indonesia
Berikut ini adalah beberapa cara VOC yang telah memeras bangsa Indonesia:
Pertama, VOC mengadopsi sistem monopoli untuk mengontrol produksi dan distribusi. Sistem ini membuat warga lokal harus membayar harga yang tinggi untuk barang yang diperlukan, seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Ini berarti bahwa warga lokal harus menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan, dan ini merupakan salah satu cara VOC memeras warga lokal.
Kedua, VOC menciptakan sistem pajak yang berat, yang memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan uang dari warga lokal. Sistem pajak ini dikenal sebagai pajak kolonial, dan dianggap sebagai salah satu alasan utama mengapa penduduk Indonesia mengalami kemiskinan yang parah. Pajak kolonial membuat penduduk Indonesia harus membayar banyak uang untuk menutupi biaya pemerintahan dan operasi VOC.
Ketiga, VOC mengadopsi sistem budaya yang menguntungkan bagi Belanda. Sistem ini mengharuskan penduduk Indonesia untuk mengikuti budaya dan gaya hidup Belanda, yang berarti bahwa mereka harus mengikuti aturan dan norma yang ditentukan oleh VOC. Ini menyebabkan mereka kehilangan kemampuan untuk mengontrol ekonomi dan pemerintahan mereka sendiri, dan membuat mereka lebih mudah untuk dikontrol oleh VOC.
Keempat, VOC menggunakan sebuah sistem imbalan yang membuat warga lokal merasa terhina. Sistem ini memungkinkan para pejabat VOC untuk memberi hadiah atau imbalan kepada penduduk Indonesia yang setuju untuk melakukan segala sesuatu yang diminta oleh perusahaan. Ini berarti bahwa penduduk Indonesia harus berbuat sesuatu yang dapat menyebabkan mereka terhina dan mengurangi kehormatan mereka.
Kelima, VOC mengendalikan segala aspek pemerintahan di wilayah Indonesia. VOC mengadopsi sistem pemerintahan yang memungkinkan mereka untuk mengontrol segala aspek kehidupan warga lokal, termasuk ekonomi, pendidikan, dan politik. Sistem ini membuat warga lokal tidak dapat memilih kepada siapa mereka ingin memberikan hak suara mereka, sehingga membuat kehidupan mereka lebih sulit dan berat.
Konsekuensi Memeras Bangsa Indonesia
Karena cara-cara di atas, VOC berhasil memeras bangsa Indonesia dan menyebabkan banyak konsekuensi. Pertama, kemiskinan meningkat secara drastis, karena penduduk Indonesia tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang-barang yang diperlukan. Kedua, pendidikan menurun, karena warga lokal tidak memiliki cukup uang untuk menghadiri sekolah atau membayar biaya pendidikan. Ketiga, masalah kesehatan meningkat, karena penduduk Indonesia tidak memiliki akses yang cukup untuk obat-obatan dan pelayanan kesehatan yang baik. Keempat, hak asasi manusia warga lokal terancam, karena mereka tidak dapat menentukan nasib mereka sendiri.
Kembali ke Kemakmuran
Setelah berakhirnya VOC pada abad ke-19, Indonesia telah melakukan banyak hal untuk memulihkan kemakmuran dan kebanggaan bangsa. Pemerintah Indonesia telah melakukan segala usaha untuk meningkatkan pendidikan dan akses yang adil ke obat-obatan, serta meningkatkan hak asasi manusia warga lokal. Pemerintah juga telah mengurangi berbagai macam pajak yang dikenakan kepada warga lokal, dan membuat sistem yang lebih adil