Idzhar Syafawi adalah salah satu dari empat cabang ilmu Tajwid yang berkembang di Indonesia. Ia diajarkan dan dipelajari oleh para pengamal di masjid dan sekolah-sekolah agama. Idzhar Syafawi didasarkan pada pendapat ulama yang berbeda-beda, sehingga memiliki beberapa cara membaca yang berbeda-beda. Berikut ini adalah cara membaca idzhar syafawi yang bisa Anda pelajari.
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Tanwin
Tanwin adalah suatu bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda petunjuk. Dalam idzhar syafawi, tanwin dibaca sebagai tanda pengulangan. Jika kata yang berakhir dengan tanwin, maka harus dibaca sampai tanwin. Jika tanwin berulang, maka harus dibaca sebanyak tanwin yang ada. Contoh kalimat yang menggunakan tanwin: الْقُرْآنَ (al-Qur’aan).
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Mudhaf
Mudhaf adalah bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda untuk menekankan kata atau frasa. Dalam idzhar syafawi, mudhaf dibaca sebagai tanda pengulangan. Jika kata yang berakhir dengan mudhaf, maka harus dibaca sampai mudhaf. Jika mudhaf berulang, maka harus dibaca sebanyak mudhaf yang ada. Contoh kalimat yang menggunakan mudhaf: الْمَلَائِكَةِ (al-Malaa’ikah).
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Sifat
Sifat adalah bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda untuk menekankan kata atau frasa. Dalam idzhar syafawi, sifat dibaca sebagai tanda pengulangan. Jika kata yang berakhir dengan sifat, maka harus dibaca sampai sifat. Jika sifat berulang, maka harus dibaca sebanyak sifat yang ada. Contoh kalimat yang menggunakan sifat: الْحَقُّ (al-Haqq).
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Qalqalah
Qalqalah adalah bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda untuk menekankan kata atau frasa. Dalam idzhar syafawi, qalqalah dibaca sebagai tanda pengulangan. Jika kata yang berakhir dengan qalqalah, maka harus dibaca sampai qalqalah. Jika qalqalah berulang, maka harus dibaca sebanyak qalqalah yang ada. Contoh kalimat yang menggunakan qalqalah: الْحَسَنِيَّاتِ (al-Hasaniyyat).
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Isti’la
Isti’la adalah bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda untuk menekankan kata atau frasa. Dalam idzhar syafawi, isti’la dibaca sebagai tanda pengulangan. Jika kata yang berakhir dengan isti’la, maka harus dibaca sampai isti’la. Jika isti’la berulang, maka harus dibaca sebanyak isti’la yang ada. Contoh kalimat yang menggunakan isti’la: الْعَزِيزِينَ (al-Azizin).
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Shaddah
Shaddah adalah bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda untuk menekankan kata atau frasa. Dalam idzhar syafawi, shaddah dibaca sebagai tanda pengulangan. Jika kata yang berakhir dengan shaddah, maka harus dibaca sampai shaddah. Jika shaddah berulang, maka harus dibaca sebanyak shaddah yang ada. Contoh kalimat yang menggunakan shaddah: الْعَالِمِينَ (al-`Alimin).
Cara Membaca Idzhar Syafawi: Pendekatan Raa
Raa adalah bentuk yang sering ditemukan dalam Al-Quran. Ia biasanya dibaca sebagai tanda untuk menekankan kata atau frasa.